~ Renungan di Pagi Hari ~
pertama kali kulihat tukang bubur itu
ramah wajahnya dan gesit gerakannya
tangannya yang lincah dan cekatan
meracik dan menyajikan bubur tuk pelanggan
tekadnya yang tinggi untuk berusaha
dan semangat membara yang menggebu
mengalahkan beratnya himpitan beban
anak dan istri menanti dirumah
tak jarang dengan percuma bubur diberikan
tak jarang harus dagang berpindah pindah
tak jarang panas dan hujan menghentikan langkah
karena ikhlas, ia terus berusaha
empat tahun berlalu kulihat ia masih diujung sana
rama dan gesit tidak berkurang sedikitpun
lincah dan cekatan, ia masih seperti dulu
dan ia masih seperti dulu
apakah dunia memang tidak adil?
empat tahun berlalu dan waktu berlalu?
aku disini dan ia masih seperti dulu?
ataukah aku yang menghukum dunia secara sepihak?
dan sekali lagi kudengar decak kagum
penikmat bubur ayam diujung jalan
kantorku yang sekarang megah mewah
"Emang bubur ini kagak pernah ada yang ngalahin..."
0 Comments:
Post a Comment
<< Home